8 Aplikasi Kripto Ini Kudu Dihapus Sekarang Juga!

Ditemukan delapan aplikasi jahat yang menipu penggunanya. Jika Anda memiliki aplikasi bermasalah tersebut, disarankan untuk segera menghapusnya.

Aplikasi kripto berbahaya menjanjikan penggunanya untung besar dan cepat. Namun, ternyata uang pengguna malah dikuras oleh aplikasi jahat itu.

Seluruh aplikasi ditemukan di Google Play Store, dan pihak Google menyatakan telah menghapus seluruh aplikasi bermasalah itu.

Jika Anda punya salah satu aplikasi itu, segera hapus. Caranya dengan masuk ke menu Settings > Apps, berikutnya klik nama aplikasi dan klik Uninstall.

Aplikasi bermasalah itu menggunakan skema 'cepat kaya' dan mengajak pengguna menginvestasikan uangnya.

Dengan begitu pengguna berharap bisa dapat uang dari Bigo mendapatkan keuntungan dari sana tetapi ternyata uangnya terkuras.

Ilustrasi Doge (Photo by Executium on Unsplash)Foto: Ilustrasi Doge (Photo by Executium on Unsplash)

Aplikasi kripto berbahaya

Berikut daftar aplikasi kripto yang menipu dan menguras uang penggunannya, dikutip dari Business Insider, Selasa (11/10/2022):

1. BitFunds - Crypto Cloud Mining

2. Bitcoin Miner - Cloud Mining

3. Bitcoin (BTC) - Pool Mining Cloud Wallet

4. Crypto Holic - Bitcoin Cloud Mining

5. Daily Bitcoin Rewards - Cloud Based Mining System

6. Bitcoin 2021

7. MineBit Pro - Crypto Cloud Mining & btc miner

8. Ethereum (ETH) - Pool Mining Cloud.

Trend Micro melaporkan aplikasi itu tidak bisa diakses secara gratis. Namun pengguna harus membayar uang US4,99 hingga US89,99 (Rp 214 ribu - Rp 2,7 juta) untuk meningkatkan kemampuan.

"Meski aplikasi tidak terkait dengan operasi penambangan cloud atau punya fitur penambangan kripto, beberapa aplikasi meminta pengguna membayar peningkatan kripto lewat sistem penagihan dalam aplikasi dengan harga US4,99 hingga US89,99," jelas Trend Micro.

Aplikasi juga akan menyarankan pengguna membayar peningkatan kemampuan copy link Instagram penambangan. Yakni mereka diminta membeli mesin kripto favorit di Cloud.

Selain itu Trend Micro mengatakan 8 aplikasi tersebut juga memaksa pengguna menonton iklan dan berlangganan. Nilai langganannya adalah rata-rata US15 atau RP 1,6 juta per bulannya.

Namun bukan hanya 8 aplikasi saja yang bermasalah. Trend Micro mencatat masih ada lebih dari 120 aplikasi serupa yang ditemukan, bahkan disebutkan sudah menarik 4.500 pengguna tahun lalu.

WhatsApp mengumumkan Indonesia bakal mendapatkan akses lebih awal ke fitur terbaru mereka. Fitur yang diberi nama Business Search ini membuat pengguna lebih mudah bertanya, mendapat penawaran, hingga melempar komplain ke brand.

Fitur Business Search diumumkan oleh WhatsApp di Konferensi APAC, ajang perkenalan berbagai layanan Perpesanan Bisnis Meta untuk wilayah Asia Pasifik.

Lewat fitur ini, menurut siaran pers dari WhatsApp, pengguna di Indonesia bisa dengan mudah mencari perusahaan besar yang produk atau layanannya mereka gunakan di WhatsApp. Pengguna WA versi Android di Indonesia bisa memanfaatkan fitur ini mulai 10 Oktober.

Korporasi besar yang sudah bisa ditemukan di Business Search adalah BCA dan Indosat, tanpa harus tahu nomor telepon yang digunakan keduanya di platform WhatsApp.

Pengguna cukup mengetik nama perusahaan di bilah pencarian di aplikasi WhatsApp. Kemudian, bisa bertanya ke chatbot kedua perusahaan tentang produk dan layanan yang mereka gunakan.

Menurut WhatsApp, kehadiran brand di aplikasi chat sangat efektif karena 7 dari 10 orang di Indonesia lebih suka berkomunikasi dengan bisnis menggunakan pesan daripada lewat telepon atau email.

"Business Search memberikan cara yang mudah bagi orang-orang untuk menemukan bisnis berskala besar dan mendapatkan bantuan dengan cepat melalui WhatsApp," kata Deepesh Trivedi, Direktur Business Messaging di Meta APAC.

Comments

Popular posts from this blog

Menurut Wikipedia Puggy 9

Layanan Sewa Bus Pariwisata Semarang Murah

Pagar Beton Jawa Tengah Terbaik tebal 8cm